Selasa, 29 November 2011

mengejar cinta

mengejar cinta hingga ke manca negara

Jumat lalu, untuk menghilangkan kepenatan kerja,  bersama seorang teman iseng  gw nongkrong di sebuah coffee shop di Plasa Senayan. Gak ada yang istimewa sih, acara seperti ini cukup rutin kami lakukan. Isinya apalagi kalau bukan curhat dan chit chat dari masalah penting sampai gak penting.
http://www.bazaardesigns.com
Sekitar sebulan atau dua bulan yang lalu, temenku  ini masih dalam status “patah hati berat”  Namun di pertemuan kemarin ternyata ia punya “kisah” baru yang mengingatkanku akan cerita cerita serupa dengan teman-teman lain.  Jadi, beberapa waktu lalu, sebut aja namanya Bunga, melancong ke Malaysia setelah memenangkan sebuah tiket doorprize PP ke negeri Jiran itu. Ini pengalaman pertama Bunga pergi ke luar negeri.   Disana tanpa dinyana ia berkenalan dengan seorang cowok berkebangsaan Bangladesh dengan cerita pertemuan yang  nyaris seperti skenario sinetron.  Laki laki itu sebuah pemilik toko di daerah Bukit Bintang tempat Bunga bersama temannya menginap.  Ia beberapa kali melewati toko si lelaki, tapi sama sekali tidak tergerak untuk masuk. Sementara si cowok tampaknya memang sudah  mengamati sejak pertama si Bunga melintas di depan tokonya.  Tak disangka di malam terakhir disana, Bunga harus membeli sesuatu dan tinggal toko si cowok yang masih  buka.  Sesampai disana, tampang si cowok sumringah, belakangan baru ketauan ia yakin sekali bahwa Bunga suatu saat akan kembali setelah beberapa kali hanya numpang lewat. Singkat cerita mereka pun berkenalan meski saat itu sudah pukul 11 malam.  Bunga begitu saja percaya pada cowok yang baru dikenalnya itu dan mau diajak ngobrol di tengah malam buta di sebuah cafĂ©. Intinya dalam waktu pertemuan kurang dari dua jam, si cowok menyatakan tertarik dan berniat menikahi Bunga. Hemmm, buat gw ini asli agak masygul. Kok bisa  bisa-nya begitu??  Beneran ya love at first sight itu ada?  Esoknya Bunga kembali ke Jakarta, si cowok pun turut mengantar. Namun kebodohan terjadi, mereka hanya sempat bertukar email dan ID Facebook tanpa sempat bertukar nomor telepon. Gubrak kan? Setiba di Indonesia, baru ketauan kalau ada kesalahan “teknis” dengan ID dan email tersebut yang akhirnya membuat mereka tidak terhubung selama beberapa saat.

Sebulan berlalu tanpa berita, pertemuan singkat itu sangat membekas di hati Bunga.  Dilanda rasa penasaran ia pun NEKAD melakukan perjalanan PP dalam satu hari ke KL hanya untuk bertemu dengan cowok itu dan mencari sesuatu bernama “kepastian”. Tapi sih, katanya  sebelum berangkat ia pasrah aja dengan apa yang akan terjadi disana. Ketemu ya syukur…gak juga gakpapa. Hihihi. Alhamdulillah disana ia bertemu dengan si cowok. Dan sepertinya mereka mulai membuat janji  untuk berkomitmen dengan hubungan yang lebih serius. Hihihihih. Kisah ini kelanjutannya belum ketauan, tapi sebagai teman, saya mendoakan yang terbaik buat mereka.
Yang pengen gw share adalah; ke-nekad-an Bunga ini jalan sendiri, PP ke Malaysia demi “mengejar” seseorang yang baru dikenalnya dalam hitungan jam. Buat gw itu Spektakuler!! Apa cinta emang begitu yaa? Buat gw sih itu luar biasaaaa bangettt…  Mungkin karena selama ini, gw nyaris gak pernah “berkorban” model seperti itu untuk seorang laki-laki.  Nah, itu baru satu cerita. Gw punya  dua cerita lagi yang mirip mirip. Yang itu barusan sih cuman ke Malaysia ya, yang deket dan bisa dibikin PP sehari. Tahun lalu seorang temenku, nekad ke Eropa (Eropaa boooo), tepatnya ke Paris, juga demi mengejar cinta.  Ini juga dengan seorang laki-laki yang berkewarganegaraan asing yang dia kenal ketika bertugas beberapa hari di Bali. Parahnya sampai sana, bukannya perlakukan manis yang ia dapatkan, malah penolakan dari cara halus hingga terang-terangan dari si laki laki itu.  Sebelum berangkat pun dari cerita-cerita dia, aku sudah menangkap gelagat gak enak, kalo sebenernya si cowok ini gak berniat punya hubungan serius. Tetapi atas nama cinta, temenku yang satu ini tetap juga berangkat ke Eropa, untuk pertama kalinya, biaya sendiri dan sendirian!! Trus, boro boro jadi liburan yang indah, kota Paris yang katanya paling romantis di dunia itu, hanya menyisakan deraian airmata karena penolakan yang nyata.
Oya, ada satu lagi. Ini seorang teman yang sempat gagal juga dalam kisah asmaranya. Setelah “kegagalan” itu, ia sempat dekat dengan orang asing juga yang kebetulan bekerja di Thailand.  Atas nama cinta sahabatku yang satu ini juga bersedia menyambangi Thailand bahkan beberapa kali demi untuk proses yang bernama “saling mengenal”.  Yah, meskipun akhirnya proses “saling mengenal” itu tidak berhasil seperti yang diiinginkan, dia sudah berusaha untuk lebih dekat. Gitu kali yaaa..
Mungkin untuk beberapa orang, cerita cerita diatas standar ya. Tapi buat gw pribadi, sebagai perempuan kok gw merasa agak ajaib kalo harus sampai segitunya jauh jauh pergi  “hanya” untuk sebuah kepastian cinta. Ya, emang sih gak ada salahnya, mungkin jaman emang sudah berubah, perempuan juga harus sudah mutlak proaktif untuk urusan cinta. Makanya gw gagal terus, karena gak proaktif, menggarap yang jauh kali… Hahahahaha..

Rating: 0.0/10 (0 votes cast)
Rating: 0 (from 0 votes)

Leave a Reply






Tidak ada komentar:

Posting Komentar