Keajaiban Cinta Seorang Gadis Buta
Sumber Kesaksian: Priskilla Yulli (Jawaban.com) |
Terlahir sebagai anak yang buta, Priskilla kecil dapat merasakan kurangnya kasih sayang dan penolakan dari kedua orang tuanya. “Setiap kali saya mendengar orang bercerita tentang kasih, hati saya itu pedih sekali. Kasih itu bukan milik saya. Kalaupun ada, kasih itu bukan milik saya.” Perubahan terjadi dalam diri Priskilla. “Setelah saya mengalami banyak hal itu, pada suatu hari saya diajak pada suatu acara KKR. Tidak tahu mengapa, saya merasa aneh. Saya merasa menjadi orang yang berdosa sekali. Ketika saya ingin beranjak pergi, saya dengar suara yang jelas sekali berkata kepada saya ‘Aku mengasihimu, Aku mengasihimu’. Dan saya cuma bilang, Yesus, siapakah Engkau, mengapa Engkau mau mengasihi saya sedangkan orang-orang yang saya harapkan mengasihi saya, mereka tidak mengasihi saya. Tanpa menyebutkan alasan, saya cuma merasakan Dia merangkul saya dan untuk pertama kalinya saya merasakan jamahan tangan Tuhan yang luar biasa.” Tahun 2005 setelah Priskilla menyelesaikan pendidikannya di Semarang, ia mulai bekerja di sebuah stasiun radio sebagai seorang penyiar. Di tempat ini, babak baru dalam hidupnya dimulai. Priskilla berkenalan dengan Fandy Prasetya. “Waktu itu sih saya biasa aja. Buat saya, dia itu juga ga terlalu istimewa, biasa saja.” Fandy merasakan tumbuhnya cinta. Bukan hanya Fandy, Priskillapun mulai merasakan sesuatu yang berbeda diantara mereka. Namun di bulan September 2005, sesuatu yang tidak pernah Priskilla bayangkan terjadi. Fandy mengungkapkan isi hatinya. Fandy sadar meskipun Priskilla akhirnya menerimanya, namun itu bukanlah hal yang mudah baginya. Sejak awal Priskilla menyadari tantangan dalam hubungan mereka. “Saya sengaja minta diberikan permintaan yang tidak mungkin karena saya tahu kalau itu tidak mungkin…Orang tua saya dan orang tua dia sangat keberatan dengan hubungan kami.” Ibu Priskilla punya keberatan untuk hubungan itu. “Alasannya yang pertama jauh, yang kedua bangsanya tidak sesuai. Tidak sama-sama orang Tionghoa.” Setiap penolakan yang terus datang dari keluarga tidaklah menggoyahkan keteguhan cinta Priskilla dan Fandy. Bahkan sebaliknya, hal itu membuat mereka semakin kuat. Hanya satu harapan mereka, campur tangan Tuhan. Hingga pada suatu hari Tuhan menjawab doa Priskilla dan Fandy. Akhirnya hubungan mereka direstui oleh orang tua mereka. Fandy-pun melamar Priskilla. |
II Korintus 5:16-17 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar