Kamis, 01 Desember 2011

memeri musuh secercah harapan

Memberi Musuh Secercah Harapan

Banyak sekali kisah-kisah perang di cina yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan bisnis yang kita jalankan sehari-hari. Dari buku tutur bijak negeri Cina yang saya lagi baca ini, ada sebuah strategi bagus ketika menghadapi musuh, tinggal sesuaikan strategi ini untuk keadaan-keadaan tertentu dan orang-orang “tertentu”. Pada 206 SM (15-220), ada seorang ahli negara yang hebat, seniman perang sekaligus sastrawan. Ia memimpin pasukannya untuk menyerang kota Huguan. Kota tersebut letaknya strategis dan sangat sulit diaksses. itulah alasan mengapa pasukan Cao berusaha keras untuk mencapainya. Karena sudah tidak sabar, Kao menjadi sangat marah dan berkata,”Ketika aku tiba di kota itu, aku akan segera membakar semuanya hidup-hidup.”

Perkataannya itu tersebar dengan cepat di seluruh kota. Para pembela kota tersebut merasa ketakutan jika hal itu benar-benar terjadi.Mereka pun berperang dengan mati-matian. Hasilnya, pasukan Cao mengalami kesulitan untuk memenangkan peperangan. Mereka berusaha memenangkan perang tersebut selama berbulan-bulan,tapi semuanya sia-sia. Cao menjadi semakin gelisah dan akhirnya ia berkonsultasi dengan jenderalnya untuk membuat sebuah rencana.

Pada rapat tersebut, Jenderal Cao Ren mengangkat kursinya dan berkata,”Seni perang mengatakan supaya kita tidak mengikat musuh kita terlalu kencang. Supaya musuh bisa pergi untuk bertahan hidup. Akan tetapi, sekarang kita telah memojokkan mereka. Dan raja telah menyatakan akan membakar mereka hidup-hidup. Hal ini hanya akan membuat mereka mati-matian melawan kita. Mereka lebih baik mati dalam perang daripada dibakar hidup-hidup. Aku perkirakan, musuh kita sudah hampir kehabisan persediaan makanan. Jika kita memberikan mereka sebuah harapan dengan membuka jalan untuk mereka keluar, kemungkinan besar mereka akan menyerah. Mereka lebih baik hidup daripada berperang hingga mati tanpa memperoleh apa-apa.

Cao menganggap ide tersebut masuk akan dan ia melakukannya seperti yang Jenderal katakan. Seperti yang telah diharapkan, pasukan pembela kota akhirnya menyerahkan diri kepada Cao. Kota akhirnya dikalahkan tanpa perlawanan yang sengit.

Dari cerita di atas, mengandung hikmah : ada kalanya untuk memenangkan suatu perkara tidak harus menggunakan cara yang keras, tapi bisa menggunakan cara yang damai, supaya tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.

Janganlah selalu melawan yang keras dengan yang keras, ada kalanya bisa dengan kelembutan. Batu yang keras bisa dihancurkan oleh tetesan air yang terus menerus. keteguhan hati seseorang bisa dikalahkan dengan ketekunan yang terus menerus. Buat anda yang berprofesi sebagai marketing, ketekunan disertai proses belajar bisa menjadikan anda orang yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar